Kamis, 13 Maret 2008

Wahyu dan Inspirasi

WAHYU DAN INSPIRASI

Kita akan melihat bagaimana Alkitab dapat dibentuk? Di dalamnya akan kita kenal tiga istilah yaitu wakyu, inspirasi, dan iluminasi. Wahyu menunjuk pada tindakan Allah untuk menyatakan kebenaranNya (Gal.1:12; Ef.3:3; I Kor.2:9-10) atau untuk menyatakan kebenaran bahwa Ia yang mewahyukan (Wah.1:1). Inspirasi berkenaan dengan hasil dari tindakan Allah dalam kata-kata manusia, baik lisan maupun tulisan (I Kor.2:13; II Pet.1:21; II Tim.3:16). Iluminasi merupakan kebalikan dari Inspirasi. Iluminasi merupakan tindakan Allah memberi penerangan agar kita mengerti kebenaranNya (I Kor.2:11-12; I Yoh.2:20, 27; Ef.1:17-18).
A. Wahyu
1. Definisi
Kata “Wahyu” sering diartikan dengan ilham. Ilham sering diartikan mendapat ide. Namun kata Wahyu tidak dapat diartikan ilham karena ilham menyiratkan suatu makna bahwa orang berkarya karena ia memperoleh ilham, dan bila tanpa ilham ia tidak dapat melakukan apapun. Pengertian kata “wahyu” lebih tepat bila kita menengok asal katanya, yaitu kata Yunani “Apokalupsis” yang berasal dari kata kerja “apokalypto” yang berarti membuka tudung atau menyingkapkan. Maka wahyu berarti suatu perbuatan Allah yang menyatakan atau menunjukkan kebenaran-kebenaranNya kepada manusia yang tidak dapat diketahui dengan usahanya sendiri.

2. Macam-macam Wahyu
Alkitab menunjukkan kepada kita dua jenis wahyu, yaitu:
2.1. Wahyu Umum
Allah menyatakan wahyu umum kepada manusia melalui dua cara, yaitu: pertama, penciptaan (Maz.19:2-7; Rom.1:19-20). Melalui hasil ciptaanNya Allah menyatakan DiriNya kepada manusia. Oleh sebab itu, melalui penciptaan manusia disadarkan akan adanya keberadaan Allah. Mirim Santoso menyatakan bahwa wahyu ini mengajar manusia tentang Allah. Ke dua, hati nurani manusia (Rom.2:14-15). Hal yang dapat diketahui manusia tanpa diajar bahwa suatu perbuatan itu benar atau salah dan ada suatu kekuasaan yang lebih tinggi dan manusia mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada kekuasaan itu. Dengan demikian, wahyu umum juga mengajar manusia tentang yang benar dan yang salah.
Meskipun Allah telah menyatakan DiriNya melalui penciptaan dan hati nurani, keduanya
tidak mamu memenuhi kebutuhan dasar manusia. Manusia telah berdosa dan membutuhkan jalan keselamatan. Wahyu umum tidak dapat membawa manusia pada keselamatan. Ia tidak menunjukkan jalan keselamatan karena ia belum menyentuh karya penebusan Kristus sebagai jalan satu-satu menuju keselamatan kekal. Maka manusia membutuhkan wahyu yang lain.
2.2. Wahyu Khusus
Wahyu khusus diberikan Allah kepada manusia melalui dua cara, yaitu: Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab. Melalui Kristus manusia dapat melihat secara langsung keberadaan Allah dan jalan keselamatannya. Demikian juga dengan Alkitab. Dengan wahyu khusus ini Allah memberitahukan kepada manusia yang berdosa tentang jalan keselamatan di dalam Kristus supaya mereka dapat bertobat, percaya, dan beroleh hidup yang kekal (Yoh.2:30-31). Media yang dipakai Allah untuk menyatakan wahyu khususnya adalah orang Yahudi (Rom.3:1-2).
Wahyu khusus memiliki beberapa sifat yaitu: pertama, Supranatural. Wahyu umum sering juga disebut wahyu natural. Tetapi wahyu khusus adalah wahyu supranatural. Pekerjaan Allah dalam menciptakan manusia adalah supranatural. Oleh sebab itu, ketika manusia telah jatuh dalam dosa, dibutuhkan karya supranatural yang baru. Karya ini memiliki dua dimensi, yaitu: Allah perlu mengutus AnakNya untuk mengadakan jalan keselamatan bagi orang berdosa, dan Allah perlu menyatakan jalan keselamatan tersebut kepada setiap generasi. Untuk mewujudkan dua dimensi itu, Allah menggerakkan orang-orang pilihanNya untuk menulis Alkitab. Manusia yang berdosa dibukakan telinganya sehingga dapat mendengar suara Allah dengan jelas, dan Allah menggerakkan dan mengkontrol mereka sehingga mereka dapat menulis apa yang dikehendaki Allah. Semua ini adalah pekerjaan yang supranatural. Ke dua, Diberikan berangsur-angsur. Allah menggunakan waktu kurang lebih 1350 tahun (1250 BC - 100 AD) untuk memberikan Alkitab kepada manusia. Allah tidak memberikan sekaligus mengingat keterbatasan manusia. Setelah Kristus datang, mati, bangkit, dan naik ke Surga, maka wahyu itu diberikan secara lengkap kepada manusia. Ke tiga, Sekarang telah lengkap. Setelah Rasul Yohanes menulis Kitab Wahyu maka wahyu khusus Allah kepada manusia telah lengkap (Wah.22:18-19). Ke empat, Ditulis dalam sebuah kitab. Pada mulanya, sebagian wahyu khusus diberikan secara lisan yang disampaikan oleh nabi-nabi melalui kotbahnya. Kemudian dituliskan melalui gerakan Roh Kudus (Yer.36:1-2). Bagian-bagian yang lain dituliskan sebagai sejarah. Wahyu khusus memang tidak diwariskan secara lisan. Ia dituliskan dan berlaku untuk tiap zaman dan semua generasi manusia.

B. Inspirasi
1. Definisi
Inspirasi adalah pekerjaan Allah yang menggerakkan, menguasai, dan memimpin orang-orang yang telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan-perkataan yang kehendakiNya tanpa salah. Alkitab mendefinisikan inspirasi sebagai segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (II Tim.3:16). Ayat ini akan lebih jelas pengertiannya bila kata “tulisan” diganti dengan kata “Alkitab”, dan kata “yang” dihapus sesuai dengan teks aslinya. Maka berbunyi, “Seluruh Alkitab diilhamkan Allah....”. Kata “diilhamkan” berasal dari kata “theopneustos” yang berasal dari dua kata yaitu “theos” dan “pneuma”. Gabungan dua kata ini digunakan satu kali di Perjanjian Baru. Kata ini berarti dinafaskan Allah. Maka jelaslah bahwa seluruh bagian Alkitab dinafaskan Allah. Kalau Paulus menggunakan kata “tulisan”, maka nyatalah bahwa yang dinafaskan Allah itu telah dituliskan menjadi sebuah kitab yaitu Alkitab.
Dalam penulisan Alkitab, antara Wahyu dan Inspirasi memiliki hubungan yang erat. Pertama, ketika penulis Alkitab menulis Alkitab, ada kalanya ia memiliki inspirasi tanpa adanya wahyu. Maka dalam beberapa peristiwa, wahyu tidak diperlukan karena penulis telah mengetahui hal yang harus ditulisnya (I Yoh.1:1-3; Luk.1:1-4). Ke dua, ketika penulis menulis Alkitab, ia memiliki wahyu dan inspirasi (Kej.1:1). Ke tiga, Ketika penulis menulis Alkitab, ia memiliki wahyu tanpa inspirasi. Ia menerima wahyu yang tidak dikehendaki Allah ditulis dalam Alkitab (II Kor.12:2-4; Wah.10:3-4).

2. Teori-teori Inspirasi
Sepanjang sejarah theologia, terdapat berbagai pandangan tentang inspirasi. Bahkan dalam kehidupan agama-agama di dunia terdapat teori-teori tentang inspirasi kitab sucinya. Sebelum kita melihat teori-teori inspirasi itu, kita perlu mengenal empat jenis inspirasi, yakni: Pertama, Inspirasi Mekanis. Inspirasi mekanis adalah inspirasi yang menempatkan manusia sebagai mekanik atau mesin. Segala inisiatif dan keaktifan utama adalah Tuhan. Inspirasi mempercaya bahwa Kitab Suci diinpirasikan secara harafiah. Ke dua, Inspirasi yang Negatif atau Pasif. Pandangan ini mengajarkan bahwa penulis Alkitab dijaga oleh Roh Kudus sehingga apa yang diucapkan atau ditulis sesuai dengan kehendak Allah. Pandangan ini masih dipercayai di kalangan Gereja Katolik Roma. Ke tiga, Inspirasi Dinamis. Pandangan ini melihat bahwa hati penulis dibarui oleh Allah sehingga inspirasi identik dengan kelahiran ke dua kali. Inspirasi jenis ini sangat bergantung pada Roh Kudus karena kecakapan untuk menulis Alkitab diberikan oleh Roh Kudus. Maka makin rohani penulisnya, makin dapat dipercayai tulisannya. Pandangan ini dikemukakan oleh F. Schleiermacher. Ke empat, Inspirasi Organis. Inspirasi organis berarti manusia hanya alat yang digunakan Allah untuk menulis Alkitab. Manusia hanyalah sarana Allah (Kis.9:15). Inspirasi jenis ini dipercayai oleh Harun Hadiwijono sebagai inspirasi Alkitabiah.
2.1. Teori Inspirasi Dalam Kekristenan.
2.1.1. Kristen Liberal
Alkitab terdiri dari 66 kitab, yang dibagi dua yakni: 39 Kitab Perjanjian Lama, dan 27 Kitab Perjanjian Baru. Tiap-tiap kitab tidak diturunkan dari surga atau didiktekan oleh Tuhan atau malaikat Tuhan kepada manusia. Kitab-kitab itu dikarang oleh manusia. Dalam mengarang kitab ini, penulis dipengaruhi oleh lingkungan hidup, masyarakat, alam pikiran, dan kebudayaan pada masa penulis. Kristen Liberal mempercayai bahwa surat-surat Paulus adalah surat-surat biasa, tidak berbeda dengan surat-surat yang kita kirimkan kepada teman atau perkumpulan yang kita kenal. Memang isinya istimewa karena berhubungan dengan kepercayaan orang beriman atau jemaat.
Kristen Liberal memandang Alkitab berisi firman Allah yang ditambah dengan kata-kata manusia. Manusia dapat menemukan firman Allah dalam Alkitab melalui refleksi moral atau rasio. Tetapi kata-kata Alkitab bukan firman Allah. Alkitab bukan firman Allah yang lengkap, sebaliknya firman Allah tidak ada dalam Alkitab dengan lengkap. Alkitab tidak dapat dijadikan
standar untuk hidup beriman dan perbuatan.
Kristen Liberal terbagi dua kelompok, yakni: Pertama, Pandangan Iluminasi. Kelompok ini menyatakan bahwa Allah memberikan kepada penulis Alkitab, pengertian alan kebenaran melalui iluminasi. Kadar Iluminasi itu berbeda-beda pada tiap penulis. Jadi penulis Alkitab tergantung pada penerangan Allah kepada penulis. Bila penulis dalam keadaan baik rohaninya, maka hasil tulisannya juga baik. Ke dua, Pandangan Intuisi. Kelompok ini meyakini bahwa penulis mempunyai intuisi alam mengenai hal-hal rohani yang melebihi manusia biasa. Tetapi intuisi ini tidak supranatural, melainkan hanya karunia khusus yang dimiliki orang-orang tertentu. Dengan intuisi itulah, penulis menemukan kebenaran Ilahi. Dalam kelompok ini dikenal juga teori Inspirasi sebagian (Partial Inspiration) yang beranggapan bahwa pengajaran moral dan doktrin Alkitab memang diinspirasikan Allah. Tetapi hal-hal yang berhubungan dengan sejarah yang dicatat Alkitab adalah karya manusia biasa yang tidak terhindar dari kesalahan.
Dengan demikian, kita dapat melihat beberapa kesimpulan tentang Pandangan Kristen Liberal terhadap Inspirasi Alkitab, yakni: pertama, Naturalistik. Alkitab hanya dianggap sebagai catatan sejarah atau agama suatu bangsa. ke dua, Deistik. Alkitab merupakan karya manusia secara aktif sedangkan Allah pasif. Ke tiga, Rasionalistik. Rasio manusia menjadi ukuran terhadap keberadan firman Allah dalam Alkitab. Ke empat, Anthroposentris. Manusia yang mencari kebenaran. Kebenaran dapat diketahui melalui usaha manusia.
2.1.2. Kristen Neo Orthodok
Kristen Neo Orthodok dikenal sebagai Theologia Reformasi Baru yang lahir sebagai reaksi terhadap Kristen Liberal. Kristen Neo Orthodok dipelopori oleh Karl Barth, dan terbagi dalam dua kelompok, yakni: Pertama, Pandangan Eksistensialis. Tokoh dalam kelompok ini adalah Karl Barth dan Emil Brunner. Karl Barth menyatakan bahwa kata-kata Alkitab menjadi firman Allah jika Allah menggunakan saluran yang tidak sempurna (Alkitab) untuk menghadapi manusia dan pada saat manusia mengerti maka kata-kata Alkitab menjadi firman Allah baginya. Sedangkan Emil Brunner menyatakan bahwa Alkitab adalah catatan wahyu yang diterima penulis secara pribadi, individu dan hal itu dapat menjadi wahyu pula bagi kita jika kita menerimanya dengan cara yang sama. Ke dua, Pandangan Demitologisasi. Rudolf Bultman dan Reinhold Niebuhr beranggapan bahwa untuk mendapatkan firman Allah yang benar dari Alkitab, maka Alkitab harus dibebaskan dari pengaruh kebudayan dan dongeng. Kita dapat melihat catatan sejarah yang salah dengan segala dongengnya. Hal seperti kejatuhan manusia ke dalam dosa, salib, dan kebangkitan Kristus, tak perlu dipercayai sebagai peristiwa sejarah. Alkitab menjadi firman Allah ketika seseorang dihadapkan dengan kasih Allah yang mutlak di balik kisah Alkitab. Edward J. Carnell dan Robert Mounce mengatakan bahwa kalau penulis Alkitab berbuat salah dalam bidang yang bisa diselidiki (sejarah), bagaimana bisa meyakini adanya ketidaksalahan dalam bidang yang tak dapat diselidiki (doktrin). Dengan demikia kita dapat menyimpulkan bahwa pandangan Kristen Neo Orthodok melihat Alkitab secara Naturalistik dan subyektif.
2.1.3. Kristen Konservatif
Kristen Konservatif mempercayai Alkitab adalah firman Allah. Alkitab adalah wahyu Allah secara obyektif. Alkitab sudah ditulis dan Allah telah berfirman melaluinya. Alkitab adalah firman Allah dalam kondisi apapun. Dalam Kristen Konservatif terdapat dua kelompok, yakni: Pertama, Pandangan Verbal Dictation atau Mechanical Inspiration. Pandangan ini memandang bahwa penulis hanya mencatat apa yang didiktekan Allah. Ke dua, Pandangan Concept Inspiration atau Dinamic Inspiration. Pandangan ini melihat bahwa Allah mewahyukan pikiran beritanya (konsepnya) dan penulis bebas menulisnya dengan kata-katanya sendiri.

Tidak ada komentar: