Kamis, 13 Maret 2008

Wahyu dan Inspirasi

Lanjutan Topik Wahyu dan Inspirasi

C. Keabsahan Wahyu dan Inspirasi Alkitab
Sampai saat ini, kita memang dapat melihat berbagai macam pandangan tentang Alkitab. Namun kita harus melihat bahwa Alkitab adalah firman Allah, bukan yang lain. Alkitab adalah wahyu Allah. Hal ini dapat kita lihat dalam beberapa segi.

1. Alkitab sering disebut firman Allah.
1.1. Alkitab sering memuat perkataan, “Allah berfirman...” dan yang sejenis sebanyak 3800 kali.
1.2. Beberapa penulis Alkitab bukan saja mengatakan bahwa firman Allah datang pada merekatetapi juga menyatakan bahwa Allah memerintahkan mereka untuk menulis (Kel.34:27; Yer.30:1-2; I Kor.14:37; Wah.1:11).
1.3. Alkitab sering disebut Alkitab, Kitab Suci, Taurat. Alkitab sering menggunakan kata “graphe” untuk menunjukkan bahwa ia adalah sebuah kitab (Mat.22:29). Ia juga sering disebut Taurat yang dalam Bahasa Yunani dipakai istilah “Nomos” dan Bahasa Ibrani dipakai istilah “Torah”. Kata itu sering berkonotasi seluruh bagian Perjanjian Lama atau lima Kitab Musa (Mat.5:18; Luk.24:44; Yoh.10:34-35). Alkitab juga sering menggunakan istilah “Logion” yang berarti firman Allah (Rom.3:1-2). Juga sering menggunakan istilah “Graphomai” yang berarti telah tersurat. Kata ini menunjukkan bahwa kitab itu memiliki otoritas.

2. Penulis Perjanjian Baru percaya bahwa Perjanjian Lama adalah firman Allah yang diwahyukan atau diilhamkan Allah.
2.1. Penulis Perjanjian Baru percaya bahwa sejarah dan orang-orang dalam Perjanjian Lama benar-benar terjadi dan ada. (Ib.11).
2.2. Penulis Perjanjian Baru sering mengutip Perjanjian Lama untuk membuktikan bahwa apa yang ditulis adalah benar.
2.3. Penulis Perjanjian Baru sering mengatakan bahwa nubuat dalam Perjanjian Lama sudah digenapi atau pasti digenapi (Mat.2:17-18; Rom.14:10-12).
2.4. Para Rasul menggunakan Perjanjian Lama sebagai dasar kotbahnya (Kis.2:16-21).
2.5. Penulis Perjanjian Baru sering mengatakan bahwa kita harys menaati perintah Perjanjian Lama (Rom.13:8-10).
2.6. Ketika Penulis Perjanjian Baru mengutip Perjanjian Lama, sering menggunakan kata “Roh Kudus berkata...” (Maz.95:7-9 cf. Ib.3:7).

3. Penulis Perjanjian Baru menghargai kitab-kitab yang ditulisnya sebagai kitab yang sederajat dengan Perjanjian Lama.
3.1. Penulis Perjanjian Baru menyebut dirinya sebagai pemelihara rahasia Allah (I Kor.4:1).
3.2. Penulis Perjanjian Baru mengatakan bahwa Injil yang dikotbahkan telah diilhamkan Allah kepada mereka (Ga.1:11-12; I Pet.1:12b).
3.3. Penulis Perjanjian Baru mengatakan bahwa setiap kata yang digunakan diajarkan oleh Roh Kudus (I Kor.2:6-8a).
3.4. Rasul Paulus menyatakan bahwa berita yang ia dan para rasul adalah Injil Kristus yang benar (Gal.1:6-8), dan apa yang ia tulis adalah perintah atau hukum Allah (I Kor.14:36-37; I Tes.2:13).
3.5. Rasul Petrus menyebut tulisan Paulus sebagai Alkitab, graphe (II Pet.3:15-16).
3.6. Penulis Perjanjian Baru menyatakan bahwa berita mereka adalah dasar gereja (Kis.2:42; Ef.2:19-20), dan berotoritas bagi gereja (Kis.2).
3.7. Kitab-kitab Perjanjian Baru diedarkan, dikumpulkan dan dibaca di gereja (II Pet.3:15-16; Kol.4:16; I Tes.5:27).

4. Yesus Kristus menyatakan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah.
4.1. Yesus menyatakan bahwa Perjanjian Lama telah lengkap. Ia menegaskan bahwa catatan sejarah dalam Perjanjian Lama adalah benar-benar ada (Mar.13:19; 19:4-5; Luk.17:26-27; Mat.8:11). Tuhan Yesus mempercayai bahwa nubuat dalam Alkitab pasti digenapi (Mat.5:17-18; 26:54-56a; Yoh.10:34-35a). Dalam kotbahNya, Tuhan Yesus sering mengutip dan memakai Perjanjian Lama (Mat.4:1-11). Ia juga menempatkan Diri Di bawah otoritas Alkitab dalam perbuatan (Mat.4:1-11), dan pekerjaanNya (Luk.4:17-21;
18:31-33).
4.2. Yesus menyaksikan bahwa Perjanjian Baru belum ditulis pada masa Ia hidup di dunia. Ia memberi banyak janji kepada murid-muridNya bahwa Perjanjian Baru akan ditulis. Yesus menyatakan bahwa Ia akan mengirim Roh Kudus untuk menyatakan semua kebenaran kepada mereka. Perjanjian ini dikatakan kepada murid-muridNya ketika Ia akan mengakhiri pelayanan di bumi (Yoh.14:16, 17, 26; 15:26-27; 16:7, 12-14). Roh Kudus yang diutus itu akan mengajar segala sesuatu kepada mereka (Yoh.14:26); mengingatkan mereka segala sesuatu yang telah dikatakan Yesus kepada mereka (Yoh.14:26); memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran (Yoh.16:13); memberikan segala perkara yang akan datang kepada mereka (Yoh.16:13); memberitakan segala sesuatu tentang DiriNya kepada mereka (Yoh.16:14) dan menyaksikan tentang DiriNya sendiri (Yoh.15:26-27). Bagaimana Roh Kudus melakukan semua itu? Ia melakukannya melalui kata-kata para murid dan melalui tulisan yang diilhamkan.

5. Isi Alkitab membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah.
5.1. Kesatuan isi Alkitab membutkikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah. Alkitab terdiri dari 66 kitab yang ditulis kurang-lebih 30-40 orang dalam jangka waktu 1350 tahun. Jika kita mencoba menyelidiki kitab-kitab itu, maka kita menemukan bahwa kitab-kitab itu memiliki satu pokoh bahasan yang saling melengkapi. Kita juga dapat menemukan bahwa dalam beberapa segi, Alkitab memiliki kesatuan, yakni: pertama, Alkitab hanya mempunyai satu sistim doktrin. Kita mendapatkan sistimatika theologia bukan hanya dari satu atau dua kitab dalam Alkitab tetapi dari seluruh kitab. Pengajaran kitab-kitab itu membentuk satu sistim doktrin yang harmonis dan tidak bertentangan satu dengan yang lain. Ke dua, Alkitab hanya mempunyai satu konsep moral. Seluruh kitab dalam Alkitab memiliki konsep moral yang sama dan tidak bertentangan. Ke tiga, Alkitab hanya mempunyai satu sistim keselamatan. Perjanjian Lama mengajar bahwa manusia tidak dapat diselamatkan melalui perbuatan tetapi melalui korban pengganti yang melambangkan Kristus. Ke empat, Alkitab hanya mempunyai satu pusat. Pusat Alkitab adalah Kristus. Sejak Perjanjian Lama keberadaan Kristus telah dinyatakan, dan dalam Perjanjian Baru keberadaan Kristus menjadi nyata.
5.2. Ketepatan Ilmu Pengetahuan dalam Alkitab membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah. Banyak penemuan ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah Alkitab terbentuk. Tetapi tak satupun penemuan itu yang berlawanan dengan Alkitab. Dalam Yesaya 40:22 dinyatakan bahwa bumi ini bulat. Christopher Colombus menemukan bumi ini bulat setelah membuktikan bahwa anggapan salah dari masyarakat tentang bumi itu persegi. Ayub 26:7 menunjukkan bahwa bumi tidak memiliki tiang penyangga tetapi menggantung pada kehampaan. Alkitab juga menunjukkan bahwa jumlah bintang di langit sangat banyak (Kej.15:5; 22:17; Yer.33:22). Banyak astronom yang mencoba menghitung bintang di langit dan kesimpulannya, “Bintang di langit tak terhitung jumlahnya”. Bintang itu juga dinyatakan Alkitab, “sangat tinggi dan jauh” (Ayub 22:12). Setelah para ahli mengukur jarak bintang dengan bumi. Maka bintang itu terletak ribuan mil bahkan jutaan mil. Alkitab juga menyatakan bahwa cahaya mempunyai hubungan dengan bunyi (Ayub 38:7; Maz.65:9). Baru pada tahun 1880, Alexander Graham Bell menciptakan photophone dengan menyatakan, “Saya mendengar seberkas sinar tertawa, batuk dan menyanyi”.
5.3. Ketepatan sejarah dalam Alkitab membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah. Di dunia barat, Alkitab menjadi satu-satunya sumber sejarah 10 sampai 20 abad sebelu masehi. Dengan penemuan arkeologi di abad 19 dan 20, makin mengukuhkan ketepatan sejarah yang dicatat dalam Alkitab. Perjanjian Lama menyebut bangsa Het pada jaman Abraham (Kej.15:20) dan terakhir pada jaman Ezra (Ezra 9:1). Pada tahun 1906, para arkeolog menggali ibukota Kerajaan Het di Turki tepatnya di Kota Boghazkoi. Para arkeolog menemukan suatu perpustakaan besar yang menunjukkan bahwa Bangsa Het memang benar-benar ada dan pernah berjaya. Alkitab juga menyebut Sargon, Raja Asyur. Banyak sarjana yang menganggap bahwa Alkitab telah salah karena dalam daftar raja-raja Asyur, tak ada ada Raja yang bernama Sargon. Tetapi para arkeolog menemukan bekas istana raja ini dan menemukan catatan-catatan tentang Raja Sargon sebagai Raja Asyur. Alkitab juga menyebutkan Belsyazar, raja Babel yang terakhir. Sebelum penemuan arkeologi, satu-satunya catatan yang diketahui tentang keruntuhan Kerajaan Babel menunjukkan bahwa raja Babel yang terakhir adalah Nabonidus dan ia tidak mati terbunuh. Tetapi setelah penemuan arkeologi, didapatkan bahwa Raja Nabonidus adalah raja Babel yang sangat memperhatikan bidang keagamaan. Ia sering tidak menjalankan tugasnya sebagai raja sehingga Belsyazar, putranya mewakilinya. Pada saat inilah Babel runtuh dan Belsyazar terbunuh.
5.4. Adanya sistim moral yang tinggi dalam Alkitab membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah. Alkitab memounyai kesatuan sistim moral dan etika yang lebih tinggi daripada sistim moral dan etika yang diketahui manusia. Hal ini dapat dilihat bahwa: pertama, Etika dalam Alkitab sempurna. Ia meliputi segala sesuatu yang harus dilakukan manusia tanpa kompromi, dan melarang segala dosa baik dalm perbuatan perkataan, pikiran atau sikap. Ke dua, Etika dalam Alkitab sangat dalam. Alkitab mengatakan bahwa dosa itu dimulai dari dalam hati. Hal ini menunjukkan bahwa etika bukan hanya persoalan sikap dan perbuatan tetapi juga yang ada dalam hati. Ke tiga, Etika dalam Alkitab mutlak. Etika dalam Alkitab tidak relatif karena ia memiliki standar kebenaran dari Allah. Ke empat, Etika dalam Alkitab sederhana dan Praktis. Etika dalam Alkitab bukanlah etika yang sukar dilakukan atau terlalu sulit dipahami. Etika Alkitab merupakan perwujudan dari kehidupan sehari-hari manusia.

6. Nubuat yang digenapi dalam Alkitab membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah.
Banyak nubuat dalam Alkitab yang digenapi, baik nubuat tentang Tuhan Yesus maupun orang Yahudi. Dari kelahiran sampai pada hal kematian Tuhan Yesus dinubuatkan dan digenapi (perhatikan bagan nubuat dan penggenapan tentang diri Tuhan Yesus). Demikian juga dengan Orang Yahudi yang dicerai-beraikan (Im.26:14-33) dan pemeliharaan (Yer.31:35-36).

7. Pengaruh Alkitab di dalam dunia membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah.
Alkitab mempunyai pengaruh yang besar di dalam kehidupan manusia, dari bidang seni, literatur, musik, pemerintahan dan hukum, sosial bahkan ia dapat mempengaruhi kehidupan seseorang sehingga ia bertobat dan menerima Yesus (II Kor.5:17).

8. Alkitab dapat bertahan sampai hari ini membuktikan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah
Alkitab adalah buku yang tertua di dunia. Ia telah melewati ribuan tahun dengan berbagai macam situasi. Bahkan Alkitab telah tersebar ke berbagai penjuru dunia dan berada di tangan ribuan suku bangsa. Tetapi Alkitab masih tetap ada sehingga hal ini menunjukkan bahwa Allah ikut campur-tangan dalam keberadaannya sampai hari ini bahkan sampai akhir jaman.

D. Penulisan Alkitab
Alkitab memang Wahyu Allah dan diinspirasikan Allah kepada para penulisnya. Tetapi timbul dalam benak kita, bagaimana Alkitab ditulis? Ada dua langkah yang dilakukan Roh Kudus dalam menggerakkan penulis Alkitab untuk menulis Alkitab.
1. Allah memilih dan menyediakan penulis sebelum Ia menggerakkan penulis untuk menulis Alkitab.
Allah tidak mencari ke sana ke mari untuk mendapatkan seorang yang dianggap cocok untuk menyampaikan beritaNya. Allah telah menyediakan orang tersebut sehingga orang itu akan menjadi seseorang yang memang dapat dipakai Allah. Dalam Hal ini, Allah memilih penulis sebelum ia dilahirkan (Yer.1:4-5; Gal.1:15-16), menempatkan penulis pada keadaan yang dikehendakiNya dan memberikan latihan yang diperlukan (Kis.7:22; Kol.4:14), menghendaki orang-orang yang telah dipilih untuk mencatat suatu peristiwa, melihat dan mengalami (Matius dan Yohanes), dan sebelum menggerakkan penulis untuk menulis, Ia menggerakkan penulis untuk menyelidiki fakta-faktanya (Luk.1:1-4).
2. Bila Waktu Allah tiba, Allah memberi firmanNya kepada penulis dan menggerakkannya untuk menulis.
Kadang-kadang Allah memberi firmanNya kepada seseorang dengan mula-mula mengkotbahkannya kemudian menggerakkannya untuk menulis. Hal ini terlihat pada Kitab-kitab Nabi, dan Surat-surat Paulus. Kadang-kadang Roh Kudus menyatakan secara langsung kepada penulis dan menyebabkan ia segera menulisnya. Hal ini terlihat dalam 10 Hukum Musa, beberapa bagian tulisan Paulus, dan Surat Wahyu. Kadang-kadang Roh Kudus menggerakkan penulis untuk menulis hal-hal yang telah diketahuinya (Matius, Lukas, Yohanes). Ketika Roh Kudus menghendaki penulis untuk menulis, Ia datang padanya dan menggerakkannya untuk menulis apa yang dikehendakiNya. Para penulis mendapat pengetahuan dan pengertian mengenai hal yang ditulisnya tetapi penulis hanya menulis melalui gerakan dan pimpinan Roh Kudus.

Tidak ada komentar: